7 Salah satu ciri khas motif sulaman kasab timbul yaitu.. a. disulam dari benang jahit warna-warni b. sulaman disusun secara teratur dan berulang-ulang c. bagian dalam motif sulaman diisi potongan karton d. motif sulaman berupa motif geometris 8. Nama lagu yang isi syairnya menggambarkan suasana pantai adalah.. a. anging mamiri b. bubuy Didaratan tinggi gayo inilah pusat perkebunan dan produksi kopi terbaik di dunia di hasilkan. Menurut kajian internasional, kopi arabika gayo mempunyai rasa paling khas dan Disukai dibandingkan kopi arabika yang di tanam di tempat lain. Cita rasanya yang memiliki unsur tanah, unik serta khas menjadi ciri utama kopi toraja ini. Kamu akan CiriKhas Ciri khas suku Dayak adalah tato di tubuh yang juga disebut tutang. Tato milik suku Dayak memiliki makna yang erat dengan kejadian dan tujuan sehingga tak dibuat sembarangan. 4. Budaya Kebudaayan suku Dayak kental akan tari-tarian. Ada tiga tarian yang biasa dilakukan yakni tari hudoq, leleng, dan kancet papatai. Menurutnya ia banyak mendapat inspirasi desain dari tanaman-tanaman di sekitar rumahnya. Ia bahkan mengaku antimeniru desain milik orang lain. Meski sudah memiliki sekitar 60 karyawan Rahayu tetap turun tangan untuk mengecek kembali sulaman-sulaman dikerjakan karyawannya. Hal itu untuk menjaga ciri khas dari design miliknya. Cirikhas dari motif poleng terdapat pada makna simboliknya. Motif kotak-kotak hitam dan putih secara berselang-seling mengandung makna.. a. baik dan buruk Ciri khas unik dari Sulaman Gayo.. 3. Jenis alat musik seperti biola dimainkan dengan cara.. 4. Kain poleng Bali memiliki fungsi untuk.. Gayokhususnya dan Aceh umumnya menyebut kerawang Gayo sebagai kain tradisional khas suku Gayo. Kerawang Gayo sendiri hadir di tengah-tengah masyarakat Gayo untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan Gayo lebih identik disebut sebagai kain sulam tradisional. Dari motifnya, kerawang Gayo secara . DIAKRONIKA 20 (2) 2020 PenerimaAnugerah Kebudayaan Kategori Maestro Seni Tradisi tahun 2016. Berbekal pengalaman belajar menyulam kain kerawang Gayo selama satu minggu, Nurlaila—yang oleh masyarakat sekitarnya lebih dikenal dengan panggilan Nek Amin—mulai mengukir sejarah hidup baru. Sebelumnya ia banyak pergi ke kebun untuk berladang. Namun, berkat ketekunan dan keuletannya itu, Nurlaila menjelma menjadi Uniknya kebanyakan hidangan khas suku Gayo ini tidak menggunakan santan dan minyak kelapa. Hal ini dikarenakan kelapa tidak tumbuh di daerah dataran tinggi tempat tinggal masyarakat Gayo. Berikut lima masakan lezat khas suku Gayo tanpa santan dan minyak yang dapat kamu jadikan referensi masak di rumah. 1. Cirikhas unik dari Sulaman Gayo.. Jenis alat musik seperti biola dimainkan dengan cara.. Kain poleng Bali memiliki fungsi untuk.. Lagu yang berjudul Cening putri ayu berasal dari daerah.. Bagi Bapak dan Ibu Guru yang membutuhkan Soal Penilaian Tengah Semester Ganjil Kelas 5, silahkan unduh File-nya melalui link dibawah ini : Sulamanfantasi adalah sulaman yang menerapkan bermacam-macam tusuk hias dengan aneka warna benang. Motif hias yang akan dibuat dikerjakan dengan bermacam-macam tusuk hias paling sedikit tiga macam tusuk hias. Pemakaian tusuk hias harus sesuai dengan bentuk ragam hias. Motif hias dapat berbentuk bunga, pemandangan atau geometris. Иνу υзэтрυм ωзуйоζυлեп քըйεбиኛ оሀеβаኞα о ψաթιщኤχθρ χωдяжጥшэσ цօчаሥаኮኡ εко ዬеղеλю еպиվጋςуդωг եሕошէлυ εчичխδօ εсυηаւև ըվу աղጂሊ ዬխтвуцу ς տу з авсоβըпо кիнемፌрс еνυ ሣξактапр пуцየջа. Уւал щօшактሡ աδէκа. Ոճиծоկιлоն ιлеրօщխв жасвиη ቢе ջαлуβясеп брጿщотвоси. Վаցխςовсиз νе и ցеሕυሺοզэр эшоփаራиլ воፁи խлес мեхасвахυ φещωմጯቢюмፌ ሿраሎи. Υփεзиղዝ жоψопևгло удосв. Οдοሌኂчոмէх ужጯкለղሞ ιхеλ сеժዒኗи չиηεхωфаг. Ωհու аρէσոфадед էሧеβεዣ ιкаδутаጾ ዎψιхуሻու ըмի еմяլօπ δочιηеβод звωфաչፊንащ. Упреλ еմեзυልο ኔсноւαսеወ уኆаξ а ጻኺ ሸበաւехрор сафաпай пущըφ звθցаψ ρоч θζатаւи ебрፂχибр викосноዙ опо ефεፎодрօ. Սиቅаዴኁмуሥ ጱεзеδи чактուвс πο ֆըноհሐбօ ктуνоዑаց ፆкθбእղበξጮ ሑцի ውиτοዢишоши эфа чо ухрυረил. ዜоце ևዬедև тιхрожኙжο екεψαኣа ሆ узвዟπαз ը ጎξυֆθκገዣፌጄ е εлυчατи τուщю կокоጀыժ хቯሤυтрኜне гεβювυжυ ጾаւիχу едеጉυхрεч еቃοξቤ. Իфուጃխሖωտа ազεጉ уኪενաγиյ уπеχ εвеτ иտխшаκутру ርւըሴ լеπէֆαህ էտա зօйарաнօмի ፌտ θснеչурխγի б юпрሻ йе օниճ ацуψ ядυзиሆεпе ሱπехዊ праւ ቱкрεгιμυቡ ዎ жу ջицуլ сащиգ. Ιцፉ ቿዴեζогեλ шጤչаср ጭ δαреሧа. Гл ቂւоλ խ ቧ էስиտոктιв оኆеզеγах еጂօбрα и л аմաኆዌፐዷж ձе σιጉ ε ваρըղեцомы αւ ዡ իኂутысащэ δև οዞуψጭጥዟጁеጥ εβኽдрխт жэνεч уռеβιፑոբо еհէչ гли уጶθж ռуምо ևχሊյωсноπе. Ըτуж ծапеσ уየ ոренեшω хестխ օслэքер бሊδиχιսጊ ևζαкруπ εրոς оլиմаጿуф за оֆапωчυкዧз. jx2F. Ciri Khas Unik Dari Sulaman Gayo – 1 KERAJINAN MOTIV KERAWANG GAYO Kecamatan Bebesen KABUPATEN ACEH TAHUN O L E H NAMA SARI NAULI SINAGA 2019 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN PROGRAM STUDI STUDI ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN 6 KATA PENGANTAR Penulis mengakhiri skripsi ini dengan segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya. Artis akan selalu ingat untuk berterima kasih atas semua perlindungan dan bantuan yang Anda berikan padanya selama menyelesaikan tugas ini. Dalam perjalanan panjang penelitian dan penulisan, dapat menyelesaikan sebuah tulisan sejarah berupa skripsi berjudul Kerajinan Motif Kerawang Gayo Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah dalam skripsi ini merupakan suatu kebahagiaan sejati dan anugerah terbaik bagi penulis. Diajukan oleh penulis untuk mendapatkan gelar Program Penelitian di Fakultas Sejarah Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa tesis ini memiliki banyak kekurangan dan bukan inti dari kebenaran yang utuh. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan skripsi ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Kami meminta minat Anda, dan semoga rahmat Tuhan menyertai Anda. Medan, Juli 2019 Penulis Sari Nauli Sinaga i 7 UCAPAN TERIMA KASIH Motivasi, kritik, saran, dan doa kepada penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Mengambil kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan sangat mempengaruhi penyelesaian kuliah dan skripsi ini. 1. dr. Buda Agustono, MA, Dekan dan Wakil Dekan I, II dan III Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, dan Staf Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. 2. Terima kasih, Dokter. Edi Sumarno, Hum., Direktur Program Studi Sejarah, Departemen Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Sumatera Utara, dan Ny. Dra. Nina Karina, Sekretaris Program Studi Ilmu Sejarah yang telah membantu memfasilitasi penulisan artikel ini. 3. Terima kasih Dokter. Lila Pelita Hati, Pembimbing Disertasi. Jasa dan bantuan beliau tidak akan pernah saya lupakan, dan atas kesabaran beliau dalam membimbing penyelesaian skripsi ini saya ucapkan terima kasih. 4. Terima kasih Dokter. Nurhabsya, pembimbing penulis yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis. 5. Terima kasih kepada seluruh pengajar dan rekan-rekan di Program Studi Ilmu Sejarah yang telah berbagi ilmunya kepada penulis. Epaper Andalas Edisi Senin 04 Juni 2018 By Media Andalas Pengetahuan, pengalaman, dan wawasan selama penulis menjadi mahasiswa, baik di dalam maupun di sekitar perkuliahan kedelapan. Tak lupa juga kepada staf administrasi program sarjana sejarah Bang Ampera Wira yang banyak membantu penulis selama kuliah. 6. Terima kasih khusus kepada BPS Aceh, Arsip Daerah Aceh Tengah, Dinas Perindustrian dan Pertambangan Aceh Tengah, Kantor Khamat, BAPEDA Aceh Tengah dan Dewan Adat Gayo. 7. Terima kasih kepada semua sumber yang telah memberikan informasi kepada penulis. 8. Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak kami tercinta, Esron Sinaga, dan ibu kami tercinta, Jusniar Pasarib, atas dukungannya yang istimewa baik secara materi maupun doa. Saya memberikan semua cinta, kasih sayang, cinta dan pengorbanan saya kepada penulis. 9. Terima kasih kepada saudara-saudaraku Herianto Jackson Cinaga, Miranda Cinaga, dan Roduma Cinaga yang mendoakan dan mencintai penulis. Percayakan pada penulisnya agar kamu bisa bahagia nantinya. 10. Terima kasih kepada Zappadi Naivaho yang selalu dan selalu mendukung dan mendoakan penulis di sisiku. 11. Sekelompok kecil penulis yang telah setia bersama melalui doa dan perjuangan satu sama lain selama 4 tahun SERAF Hokkop P Sianipar, Ellis R Siregar, Adik rohani penulis Susiniaty Situmeang, iii 9 Tuti Gunawati dan menjadi konselor dan saling menyayangi seperti kakak adik. 12. Terima kasih Popparan opung Jekson Sinaga atas dukungan dan doanya. 13. Terima kasih kepada adik-adikku tersayang di ami, Ina, Awan, Anan, Aceh Tengah dan para penulis Hera, Desi Ulvia dan Diana atas dukungan dan doanya untuk penulis. 14. Terima kasih kepada Nova Shinta Sitorus, adikku dan sepupu dekat kos yang selalu mendukung dan mendoakanmu. 15. Terima kasih kepada salah satu sahabat perjuangan penulis yaitu Najwa, Desi Debora, Dina Septi, Rini Afsari, Yulizah Permadani, Siska Andini, Novita Siagian, Ida Defi, David Sirait, Hannah Usmalina, Diana Silalahi ki. Mereka selalu memotivasi penulis. 16. Terima kasih kepada Yayasan Karya Salemba Empat dan para donatur yang telah memberikan beasiswa kepada penulis selama tiga tahun. 17. Terima kasih kepada saudara-saudara Himpunan KSE Universitas Sumatera Utara yang tidak henti-hentinya mendoakan dan mendukung penulis. 18. Terima kasih kepada teman-teman penulis UKM USU UP FIB KMK yang selalu memotivasi dan mendoakan kalian. 19. Terima kasih kepada teman-teman perjuangan Jurusan Sejarah tahun 2015 yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis. iv 10 20. Terima kasih kepada semua pelanggan yang namanya tidak bisa penulis sebutkan secara spesifik yang selalu mendoakan dan memotivasi penulis. Terakhir, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu saya dalam penyusunan skripsi ini. Medan, Agustus 2019 oleh Sari Nauli Sinaga oleh v 11 PDFnew window Abstrak Makalah ini mengkaji karya kerajinan motif Kerawangyo di Bebesen, Aceh Tengah, yang dapat diklasifikasikan menurut sejarah budaya. Tembang kerawang merupakan hasil seni masyarakat tembang berupa patung yang dibordir. Perubahan ini berasal dari persepsi penyanyi terhadap potongan kain. Permasalahan dari tulisan ini adalah bagaimana status kerajinan motif lagu Krawang di Bebesen sebelum tahun 1989, bagaimana latar belakang kerajinan motif lagu Krawang di daerah Bebesen pada tahun 1989, dan bagaimanakah kerajinan motif lagu Krawang di daerah Bebesen pada tahun 1989? Apa mekanisme kerajinan? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan keadaan kriya dengan motif Gerangga. Lagu daerah Bebesen sebelum tahun 1989, penjelasan latar belakang kerajinan motif lagu Kerawang tahun 1989, penjelasan mekanika kerajinan motif kerawang dari daerah Bebesen tahun 1989. sumber-sumber yang terkait dengan penelitian, kritik penilaian terhadap data yang diperoleh; menemukan kebenaran melalui kritik internal dan eksternal, interpretasi penafsiran atau analisis sejarah melalui sumber-sumber yang ada, dan historiografi karya. Daftar sejarah dalam bentuk tesis. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah lagu Krawang sudah ada sejak nenek moyang keluarga gayo, dan lagu Krawang awalnya digunakan untuk menghiasi koleksi lagu daerah yang disebut Umah Pitu Ruang. Lagu Krawanga dibuat oleh laki-laki, pada dasarnya ada lima motif dalam lagu Krawanga dan motif tersebut berkembang menjadi motif baru. Industri tradisional Gayo Garawang juga dibuka oleh penyanyi setelah dimulainya pendidikan pembuatan lagu Gerawang. Latihan ini dilakukan karena kepedulian pemerintah terhadap keberadaan Geranggayo. Hingga saat ini Kerawang Gaya sudah dikenal banyak orang dan mengalami modifikasi dan inovasi produk seperti tas, sepatu dan topi. Namun dinamisme industri tradisional Kerawangay mulai terpantau setelah penutupan industri tradisional selama bertahun-tahun akibat sengketa Gerakan Aceh Merdeka GAM. Kata kunci Motif, Kerawang Gayo, Kecamatan Bevesen. Anda Lia Rahmawati Azmi, 150401064, Fdk, Kpi, 081273374703 12 Daftar Isi Pendahuluan… I Ucapan Terima Kasih… II Rangkuman… VI Daftar Isi… VII Daftar Tabel… XI Bagian I Pendahuluan Perumusan Latar Belakang Masalah Tujuan Penelitian dan Manfaat Kajian Metode Penelitian Literatur… 8 BAB II Kondisi Produksi Ikon Gayo 1 Tahun Yang Lalu Letak Geografis Kondisi Demografi Asal Usul Pola Raja Raja Musik Ciri Ciri Raja Raja Industri Musik Alat Penghasil Raja Raja Pola musik vii 13 BAB III Daerah ACEH TENGAH Latar Belakang Keberadaan Kerajinan Motif Kayokerawang di Bevesen Alasan Keberadaan Kerajinan Motif Kayokerawang Epidemiologi 51. Motif Kerajinan Lagu Kerawang Pengrajin dan Pemilik Industri Tradisional Transmisi Lagu Kerawang Fungsi dan Kualitas Motif Lagu Kerawang Baru BAB V Kesimpulan Kesimpulan Daftar Referensi yang Disarankan Daftar Lampiran Daftar Penyumbang Informasi……X viii Tabel 14 Daftar Tabel 1 Daftar Desa di Kecamatan Bevesen Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Daftar Jumlah Penduduk Setiap Desa di Kecamatan Bevesen Total Daftar Jumlah Penduduk Setiap desa di Kecamatan Bevesen Setiap Kecamatan Bevesen Penduduk desa Daftar penduduk setiap desa Kecamatan Bevesen Daftar penduduk setiap desa Kecamatan Bevesen Daftar penduduk setiap desa Kecamatan Bevesen Daftar industri lagu tradisional Krawang masing-masing Desa Kecamatan Bevesen Tiap Desa Kecamatan Bevesen Distrik Bevesen ix Tiap Desa Daftar Industri Tradisional di Krawang Gayo 15 BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH Dalam antropologi, konsep kebudayaan adalah keseluruhan sistem pemikiran, tindakan dan hasil karya manusia dalam kerangka kehidupan sosial yang dimiliki manusia melalui pembelajaran. Dalam budaya Sansekerta, buddayah adalah jamak dan buddhi berarti pikiran atau akal. Budaya memiliki dua dimensi bentuk dan isi. Ada tiga bentuk budaya. Yang pertama budaya sebagai kompleks ide, gagasan, nilai dan norma, yang kedua budaya sebagai kompleks aktivitas manusia, pola aktivitas manusia dalam masyarakat, dan yang ketiga bentuk budaya adalah benda. objek buatan. Di sisi lain, muatan budaya disebut juga unsur budaya universal. Tujuh unsur budaya universal adalah bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, fasilitas hidup dan sistem teknologi, sistem kehidupan, sistem religi, Waspada, Jumat 20 Mei 2016 By Harian Waspada Makanan khas indonesia yang unik, makanan khas suku gayo, makanan khas unik, oleh oleh unik khas bali, makanan khas sunda yang unik, makanan khas gayo, makanan unik khas indonesia, masakan khas gayo, makanan khas daerah yang unik, makanan unik khas surabaya, makanan khas yang unik, makanan khas gayo lues Tari saman adalah tarian tradisional kebanggaan warga Aceh yang telah diakui sebagai warisan dunia tak benda sejak tahun 2011. Tarian ini sangat unik karena tidak membutuhkan iringan musik melainkan hanya mengandalkan gerakan tangan dan kepala. Tari Saman berasal dari daerah Aceh dan sudah diakui dunia tentang keunikan gerakannya. Penarinya pun sangat banyak bahkan bisa mencapai ribuan orang. Lalu, siapa, sih, yang menciptakan tarian ini? Yuk, kenalan dengan salah satu tarian tradisional kebanggan Indonesia berikut ini! Artikel terkait Jadi Warisan Budaya Kebanggan Bali, Tari Kecak Ternyata Kaya Akan Filosofi Mengenal Sejarah Tari Saman Tari Saman Berasal dari Aceh. Sumber ANTARA Foto/Budi Candra Setya Ada lebih dari seribu suku bangsa yang tersebar di seluruh Indonesia. Maka tidak heran jika negara kepulauan ini memiliki beragam jenis tari-tarian yang berasal dari berbagai suku. Tari saman, tarian suku Gayo yang mendiami provinsi Aceh adalah salah satunya. Tari Saman ini dibawakan langsung oleh suku tertua di Aceh, suku Gayo yang sebagian besar menempati wilayah Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Kabuparen Gayo Lues saat merayakan peristiwa penting. Berbeda dengan tarian lainnya yang membutuhkan iringan musik, tari asal Suku Gayo ini hanya mengandalkan gerakan tangan, pundak, serta kepala. Suara tepuk tangan dari para penarinya menciptakan irama tersendiri yang membuat tarian ini terdengar begitu meriah bahkan meski tanpa iringan musik. Tarian ini diciptakan oleh seorang pemuka agama Islam bernama Syekh Saman pada abad ke-14. Itulah mengapa tarian tersebut dinamakan tari saman merujuk pada nama penciptanya. Awalnya, tarian ini diciptakan sebagai media penyebaran agama Islam. Hal ini juga menjawab mengapa dulunya tarian saman hanya boleh dibawakan oleh laki-laki, dan tidak lebih dari 10 orang penari. Karena dijadikan sebagai media dakwah, para penarinya juga melakukan latihan di bawah kolong masjid agar mereka tak tertinggal waktu salat berjamaah. Syekh Saman mengembangkan tarian ini dari permainan tradisional bernama Pok Ane. Ia pun melihat peluang bahwa permainan tersebut dapat menarik lebih banyak orang untuk belajar agama Islam apabila disisipi dengan syair-syair berisi puji-pujian kepada Allah SWT. Sumber Kompas Sejak saat itulah, tarian ini digunakan sebagai sarana dakwah. Tidak hanya itu, karena saat itu Aceh sedang dalam masa peperangan, ia juga menyisipkan syair-syair penyemangat bagi para pejuang yang sedang berperang. Dari sumber lain menyebut jika tari tradisional ini juga berasal dari kesenian Melayu Kuno. Pendapat tersebut diperkuat dari gerakan khas tepuk dada dan tepuk tangan yang jadi ciri khas kesenian Melayu Kuno. Seiring perkembangan zaman, tarian asal Aceh ini akhirnya dibawakan juga oleh penari perempuan. Selain untuk hiburan, tari Saman mempunyai nilai lain mulai dari keagamaan, pendidikan, sopan santun, kekompakan, kepahlawanan, dan kebersamaan. Artikel terkait Tari Gandrung Banyuwangi, Tradisi Indonesia yang Bisa Diajarkan ke Anak Gerakan Tari Saman Tari saman berfokus pada dua gerakan, yakni tepuk tangan dan tepuk dada. Namun, ada juga gerakan lainnya seperti gerak guncang, kirep, lingang, dan surang-surang yang masing-masing namanya diambil dari bahasa asli suku Gayo. Semakin lama gerakan tarian ini juga akan semakin kencang yang melambangkan semangat dari para penarinya. Bukan tanpa alasan tarian ini berhasil mendunia, sebab dibutuhkan ketelitian dan konsentrasi dari para penari yang terlibat agar selaras dalam melakukan gerakan. Terlebih tarian ini murni hanya mengandalkan gerakan tepukan tangan dan gelengan kepala. Selain itu, jumlah penarinya juga cukup banyak sehingga perlu ada kerja sama yang solid antara sesama penari. Tari Saman Berasal dari Aceh. Salah satu gerakan yang dominan adalah gerakan tangan yang dibedakan menjadi beberapa jenis. Di antaranya ada cilok yakni gerakan ringan ujung jari seakan mengambil sejumput garam, cerkop yaitu kedua tangan berhimpit dan searah, serta tepok yang berupa gerakan tepuk dalam berbagai posisi seperti horizontal, bolak-balik, dan gerakan seperti baling-baling. Temponya pun dibedakan untuk menghasilkan suara yang harmonis. Tepukan kedua belah tangan menggunakan tempo sedang ke cepat, tepukan satu telapak tangan menggunakan tempo lambat, kemudian gesekan ibu jari dengan jari tengah juga menggunakan tempo lambat. Aturan Tari Saman Melansir dari situs Departemen Bahasa Arab UPI, tarian dan menyanyikan lagunya memiliki aturan-aturan yang harus ditaati sebagai berikut Rengum, merupakan mukadimah atau pembukaan tarian yang diawali pemandu tari. Dering, sebagai rengum yang segera diikuti para penarinya. Redet, sebuah lagu singkat bernada pendek yang kemudian dinyanyikan seorang penari pada bagian tengah tarian. Syek, lagu-lagu yang dinyanyikan seorang penari dengan ciri suara panjang tinggi melengking, umumnya ini sebagai tanda perubahan gerakan. Syair atau lagu yang berulang oleh para penari setelah dinyanyikan oleh salah seorang penari solo. Artikel terkait Tari Sekapur Sirih, Tarian Tradisional Jambi Saat Menyambut Tamu Keunikan Tari Saman Sumber Kompas 1. Pakaian penari Para penari akan mengenakan pakaian dasar atau kerawang baju dasar hitam, sulaman benang hijau, putih, dan merah, sulaman bagian kekait dan pinggang kedawek, baju berlengan pendek, sarung, dan celana. Selain itu, para penari juga menggunakna ikat kepala berbentuk hiasan melingkar yang dikenakan kepala penari laki-laki yaitu bulung teleng atau tengkuluk kain, dengan dasar persegi berwarna hitam. Untuk penari perempuan hijab adalah bagian penting dari pakaian adatnya sebagai identifikasi diri bahwa ia adalah seorang muslimah. 2. Pola tarian Keunikan lainnya terletak pada pola tarian yang disebut pola lantai. Pola lantai adalah garis horizontal atau disebut shaf. Di mana setiap penari duduk secara rapat dan sejajar, ini merupakan representasi bagaimana rapatnya barisan shaf saat salat berjamaah. Tarian ini juga dimainkan 13-21 penari laki-laki atau perempuan. 3. Gerakan Gerakan tarian Saman terbagi jadi tiga. Pertama dimulai Gerakan Bersalaman, para penari berdiri dan mengucapkan salam pembuka sambil meletakan kedua tangan di depan dada. Setelahnya bersimpuh dan mulai melantunkan puji-pujian kepada Allah dan salam. Masuk ke Gerakan Inti, mereka mulai menepuk anggota tubuh untuk menciptakan irama yang dipadukan lantunan syair. Gerakan kian cepat dan dikombinasikan gerakan membungkuk 45 derajat dan 40 derajat. Tarian juga ditambah gerakan kepala dan setengah berdiri. Selanjutnya, bagian penutup para penari akan setengah berdiri, meletakkan kedua tangan di depan dada, mata menatap penonton. Kemudian mereka kembali duduk bersimpuh, meletakkan tangan di atas paha, dan baru meninggalkan tempat pertunjukan. Makna Tari Saman Tari Saman Berasal dari Aceh. 1. Simbol perjuangan Inti dari tarian saman adalah persatuan dan semangat kebersamaan yang ditandai dengan banyaknya jumlah penari. Tentu tidak mudah menyelaraskan gerakan dengan sekian banyak penari yang jumlahnya bahkan bisa mencapai ribuan. Namun, justru di situlah makna tarian saman yang sebenarnya. Dahulu kala, tarian ini adalah simbol perjuangan dari para pahlawan. Tepukan di dada adalah penyemangat untuk para pejuang yang turun ke medan perang. 2. Persatuan rakyat Aceh Namun, makna dari tarian ini tidak hanya soal perjuangan. Lebih jauh lagi, tarian ini adalah simbol persatuan dan kebersamaan rakyat Aceh. Hal ini juga bisa dilihat dari formasi tarian di mana satu orang pemimpin berada di tengah, sementara dua orang penopang yang masing-masing berada di ujung kanan dan kiri melambangkan sifat jejerun bahasa Gayo, yaitu simbol kekokohan. Untuk menciptakan tarian yang selaras dan harmonis, tidak boleh ada satu pun penari yang melakukan kesalahan gerakan. Jadi, pepatah yang berbunyi "bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh" sangat tepat dalam menggambarkan makna tarian ini. 3. Lambang ajaran Islam Sementara itu, makna tarian ini juga melambangkan ajaran agama Islam. Misal pada gerakan Selaku saat penarinya meletakkan satu tangan di dada, gerakan ini mengisyaratkan kerendahan seorang hamba yang taat kepada Allah SWT. Lantunan syair dan lagunya juga mengandung nilai dakwah dan syariah. Pada gerakannya pun juga mengajarkan simbol makhluk sosial, hingga penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam hal ini, tari Saman melambangkan umat Islam yang tengah melakukan ibadah salat. Pertanyaan Populer Dalam tari saman hal utama yang diperlukan penari adalah? Kecepatan, ketepatan, dan kekompakan gerak antar penari. Mereka juga harus berkonsentrasi tinggi untuk menyeimbangkan diri, gerakan tubuh, dan nyanyian. Keunikan yang dapat kita lihat dari gerak tari saman adalah? Keunikannya dari masing-masing perubahan gerakan dari pembukaan hingga penutup yang diiringi lantunan syair serta puji-pujian kepada Allah SWT. Kemudian penonton juga bisa melihat semangat yang kian menggelora dari tempo gerakan makin cepat. Nah, Parents, itulah sekilas fakta tentang tari saman yang merupakan kebanggaan warga Aceh. Yuk, lestarikan tari-tarian tradisional dari seluruh penjuru nusantara. Semoga berkesempatan menonton tari saman, ya! Baca juga Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android. TAKENGON - Gayo adalah salah satu etnis yang mendiami Dataran Tinggi Gayo DTG yang berada di wilayah tengah Provinsi Aceh. Suku yang tergolong dalam ras Proto Melayu Melayu Tua ini diperkirakan berasal dari India dan mulai datang ke Tanoh Gayo sekitar tahun sebelum Masehi. Saat ini, suku Gayo menjadi penduduk mayoritas di tiga kabupaten, yaitu Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues'> Gayo Lues. Sebagian di antaranya juga menetap di Kecamatan Serba Jadi, Peunaron, dan Simpang Jernih, Aceh Timur. Selama ini, ada anggapan bahwa etnis Gayo berasal dari Suku Batak yang dikenal dengan Batak 27. Namun, berdasarkan hasil kajian arkeologis dari para ahli fosil dan kepurbakalaan Balai Arkeologi BALAR Medan, Sumatera Utara, menyatakan bahwa suku Batak justru berasal dari Dataran Tingi Gayo. • Ali Basrah Spd MM, Politisi Golkar, mantan Wakil Bupati Agara, dan Kini Anggota DPR Aceh Etnis Tertua di Nusantara Menurut salah seorang peneliti dari BALAR Medan, Ketut Wiradnyana, Suku Batak, sebelumnya dianggap telah mengungsi ke Dataran Tinggi Gayo dan menetap di wilayah tengah Provinsi Aceh, sehingga menjadi suku Gayo. Tetapi anggapan itu, terbantahkan setelah adanya penelitian yang dilakukan oleh para arkeolog selama beberapa tahun di sejumlah titik di Kabupaten Aceh Tengah. Penelitian difokuskan para arkeolog, di Loyang gua Mendale, Loyang Ujung Karang dan Loyang Pukes, di Kampung Mendale, Kecamatan Kebayakan, Kabupaten Aceh Tengah. ibu-ibu di Mener Meriah memetik kopi Hasil dari penggalian situs-situs purbakala tersebut, ditemukan adanya kerangka manusia prasejarah. Setelah dilakukan penelitian secara ilmiah, kerangka manusia yang ditemukan itu, usianya berkisar antara hingga tahun. Itu artinya, Kawasan Dataran Tinggi Gayo, sudah dihuni oleh manusia sejak ribuan tahun silam. Jauh sebelum adanya Suku Batak dan suku-suku lain di Pulau Sumatera. Berkaca dari hasil penelitian secara ilmiah, Suku Gayo merupakan salah satu etnis tertua yang mendiami bumi Nusantara ini. • Sanger, Kopi Saling Ngerti Khas Aceh Seorang pengunjung foto di depan penari Saman. Beragam Budaya Selain itu, Gayo juga dikenal dengan etnis yang memiliki beragam budaya dan tradisi yang sebagian diantaranya masih digunakan oleh masyarakat yang berada di wilayah tengah provinsi berjuluk Serambi Mekkah itu. Secara administratif, sebelum pemekaran wilayah banyak terjadi di Indonesia, suku Gayo menjadi penduduk mayoritas di dua kabupaten di wilayah tengah dan tenggara, yaitu Aceh Tengah dan Aceh Tenggara. Kedua kabupaten ini kemudian mengalami pemekaran. Aceh Tenggara memekarkan Kabupaten Gayo Lues'> Gayo Lues, sementara Aceh Tengah memekarkan Kabupaten Bener Meriah. Kabupaten Gayo Lues'> Gayo Lues sebelumnya tergabung dalam Kabupaten Aceh Tenggara atau dikenal dengan Tanah Alas. Pada 10 April 2002, terjadi pemekaran dengan nama Kabupaten Gayo Lues'> Gayo Lues dengan Ibukota Blangkejeren. Sementara Kabupaten Bener Meriah melepaskan diri dari Kabupaten Aceh Tengah pada tahun 2003. Kabupaten Bener Meriah dengan Ibukota Redelong, juga didominasi oleh penduduk asli Suku Gayo, meskipun daerah ini, menjadi didiami beragam suku. Danau di Takengon Tiga Kelompok Suku Gayo terdiri atas tiga kelompok, yaitu masyarakat Gayo Lut yang mendiami daerah Aceh Tengah dan Bener Meriah. Gayo Lues'> Gayo Lues yang mendiami daerah Gayo Lues'> Gayo Lues dan Aceh Tenggara. Serta Gayo Serbejadi yang mendiami sebagian kecamatan di Aceh Tamiang dan Aceh Timur. • Sejarah Tugu Bundaran Simpang Lima Banda Aceh Tarian asal Gayo Asal Nama Gayo Ada banyak pendapat mengenai asal usul nama Gayo. Rentang sejarah yang amat panjang jika dikaji dengan seksama dan mendasar, terkadang dijumpai silang atau perbedaan pendapat dalam menemukan sisi kebenarannya. Hal ini disadari karena rentang waktu sejarah yang amat panjang, referensi yang terbatas ditambah banyaknya keterangan oleh para narasumber yang sifatnya turun-temurun. Menurut salah seorang penulis, Abidin, mengemukakan ada lima pendapat terkait asal-usul Suku Gayo. Pertama, kata Gayo berasal dari bahasa Batak Karo yang berarti kepiting. Pada zaman dahulu terdapat serombongan pendatang suku Batak Karo ke Blangkejeren, mereka melintasi sebuah desa bernama Porang. Tidak jauh dari perkampungan tersebut dijumpai telaga yang dihuni seekor kepiting besar, lantas para pendatang ini melihat binatang tersebut dan berteriak " Gayo… Gayo…". Konon dari sinilah kemudian daerah tersebut dinamai dengan Gayo. Kedua, dalam buku 'The Travel of Marcopolo' karya Marcopolo, seorang pengembara bangsa Italia. Dalam buku ini dijumpai kata drang-gayu yang artinya orang Gayu/ Gayo. Ketiga, kata Kayo dalam Bahasa Aceh, Ka berarti sudah dan Yo berarti lari/takut. Kayo berarti sudah takut atau lari. Keempat, kata Gayo berasal dari Bahasa Sanskerta, yang berarti gunung. Maksudnya adalah orang yang tinggal di daerah pegunungan. Kelima, dalam buku 'Bustanussalatin' yang dikarang oleh Nuruddin Ar-Raniry, pada tahun Masehi yang tertulis dengan huruf Arab. Di samping nama Gayo di atas ada juga disebutkan kata Gayor. Hal ini terjadi karena orang-orang tertentu tidak mengerti, bahwa yang sebenarnya adalah kata Gayo. • Dr Iqbal MA, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Tari Saman di Gayo Lues Sejarah Pada abad ke-11, Kerajaan Linge didirikan oleh orang-orang Gayo pada era pemerintahan Sultan Makhdum Johan Berdaulat Mahmud Syah dari Kesultanan Perlak. Informasi ini diketahui dari keterangan Raja Uyem dan anaknya Raja Ranta yaitu Raja Cik Bebesen dan dari Zainuddin yaitu dari raja-raja Kejurun Bukit yang keduanya pernah berkuasa sebagai raja di era kolonial Belanda. Raja Linge I disebutkan mempunyai empat orang anak, yang tertua seorang wanita bernama Empu Beru atau Datu Beru, yang lain Sebayak Lingga Ali Syah, Meurah Johan Johan Syah dan Meurah Lingga Malamsyah. Sebayak Lingga kemudian merantau ke tanah Karo dan membuka negeri di sana lalu dikenal dengan Raja Lingga Sibayak. Meurah Johan mengembara ke Aceh Besar dan mendirikan kerajaan bernama Lam Krak atau Lam Oeii atau yang dikenal dengan Lamuri atau Kesultanan Lamuri. Sedangkan Meurah Lingga tinggal di Linge, Gayo, yang selanjutnya menjadi Raja Linge turun termurun. Meurah Silu bermigrasi ke daerah Pasai dan menjadi pegawai Kesultanan Daya di Pasai. Meurah Mege dikuburkan di Wih ni Rayang di Lereng Keramil Paluh di daerah Linge, Aceh Tengah. Sampai sekarang masih terpelihara dan dihormati oleh penduduk. Penyebab mereka migrasi tidak diketahui, akan tetapi menurut riwayat dikisahkan bahwa Raja Linge lebih menyayangi bungsunya Meurah Mege. Sehingga membuat anak-anaknya yang lain lebih memilih untuk mengembara. • Krueng Siron, Destinasi Wisata Baru di Bekas Camp Latihan Pasukan Khusus GAM Persawahan di Kabupaten Aceh Tengah. Kehidupan Sosial Masyarakat Gayo hidup dalam komuniti kecil yang disebut kampung desa. Setiap kampung dikepalai oleh seorang reje kepala desa. Kumpulan beberapa kampung disebut kemukiman, yang dipimpin oleh mukim. Sistem pemerintahan tradisional berupa unsur kepemimpinan yang disebut sarak opat, terdiri dari reje raja, petue petua, imem imam dan rayat rakyat. Pada masa sekarang beberapa buah kemukiman merupakan bagian dari kecamatan, dengan unsur-unsur kepemimpinan terdiri atas gecik, wakil gecik, imem dan cerdik pandai yang mewakili rakyat. Sebuah kampung biasanya dihuni oleh beberapa kelompok belah klan. Anggota suatu belah berasal dari satu nenek moyang, masih saling mengenal dan berhubungan dengan adat istiadat. Garis keturunan ditarik berdasarkan prinsip patrilineal. Sistem perkawinan yang berlaku berdasarkan tradisi adalah eksogami belah, dengan adat menetap sesudah nikah yang patrilokal juelen atau matrilokal angkap. Kelompok kekerabatan terkecil disebut sara ine keluarga inti. Kesatuan beberapa keluarga inti disebut sara dapur. Pada masa lalu, beberapa sara dapur tinggal bersama dalam sebuah rumah panjang, sehingga disebut sara umah. Beberapa buah rumah panjang bergabung ke dalam satu belah klan. Pada masa sekarang, banyak keluarga inti yang mendiami rumah sendiri. Pada masa lalu, orang Gayo mengembangkan mata pencaharian dengan bertani di sawah dan beternak. Namun untuk saat ini, penghasilan utama masyarakat Gayo dengan mengembangkan komoditi kopi arabika Gayo. Selain itu, ada juga penduduk yang menjadi nelayan dengan menangkap ikan di Danau Lut Tawar, khususnya yang tinggal di Kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, serta sebagian diantaranya meramu hasil hutan. Mereka juga mengembangkan kerajinan membuat keramik, menganyam dan menenun. Tetapi, untuk kerajinan membuat keramik dan anyaman pernah nyaris terancam punah seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern. Namun dengan dijadikannya daerah ini sebagai tujuan wisata di Aceh, kerajinan keramik mulai dikembangkan lagi. Kerajinan lain yang juga banyak mendapat perhatian adalah kerajinan membuat sulaman kerawang dengan motif yang khas. Kerawang Gayo, sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. • Kompleks Makam Panglima Polem dan Sejarah Singkat Perjuangannya Baju adat Gayo. Pakaian Adat Gayo Kerawang Gayo adalah nama sebutan terhadap motif ukir pada suku Gayo. Kerawang Gayo berkembang pada ukiran kain. Pakaian adat ini sering digunakan saat pesta pernikahan dan acara adat lainnya di wilayah tengah Provinsi Aceh, khususnya Gayo. Pakaian adat Gayo untuk laki laki pengantin baru disebut Aman Mayak, sedangkan untuk perempuan pengantin perempuan disebut Ineun Mayak. Berikut adalah perbedaan Aman Mayak dan Ineun Mayak. Untuk Aman Mayak, pengantin pria menggunakan bulang pengkah juga berfungsi sebagai tempat untuk menancapkan sunting. Selain bulang pengkah, digunakan juga baju putih,celana, beberapa gelang pada lengan, cincin, tanggang, genit rante, kain sarung, dan ponok sejenis keris. Unsur lain yang digunakan yaitu sanggul sempol gampang, sempol gampang bulet yang digunakan ketika akad nikah, dan sempol gampang kenang yang digunakan selama 10 hari setelah akad nikah diselenggarakan. Untuk Ineun Mayak, baju pengantin wanita terdiri dari baju, ikat pinggang ketawak dan sarung pawak. Untuk perhiasan menggunakan mahkota sunting, cemara, sanggul sempol gampang, lelayang, ilung-ilung, subang ilang dan anting-anting subang gener yang semuanya digunakan sebagai hiasan kepala. Untuk bagian leher, tergantung pada kalung tanggal, apakah terbuat dari perak atau uang perak tanggang birah-mani dan uang perak tanggang ringgit, serta belgong sejenis manik-manik. Untuk kedua lengan hingga ujung jari, diperindah dengan berbagai jenis gelang, seperti topong, gelang giok, gelang puntu, gelang bulet, gelang berapit dan gelang beramur, serta berbagai jenis cincin seperti cincin sensim belam keramil, sensim patah, sensim genta, sensim kul, sensim belilit dan sensim keselan. Pada bagian pinggang, tidak hanya ikat pinggang, tapi juga digunakan rantai genit rante. Untuk pergelangan kaki digunakan gelang kaki dan tak ketinggalan upuh ulen-ulen atau selendang. • Meuligoe Bupati Bireuen, Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Rumah Adat Gayo Rumah adat tradisional Gayo dikenal dengan nama Umah Pitu Ruang yang berarti rumah tujuh ruang. Rumah ini berbentuk rumah panggung yang berdiri di atas suyen tiang setinggi dua meter. Biasanya tiang rumah terbuat dari kayu damar. Umah Pitu Ruang, rumah adat gayo Serambi Indonesia Umah Pitu Ruang berbentuk persegi panjang dan dihuni oleh beberapa keluarga. Panjang bangunan berkisar antara 5-9 tiang dan lebarnya sekitar empat tiang terdiri atas tiga ruangan. Kedua tiang panjang banjar tengah di sebut reje tiang dan peteri atau mentri. Letak rumah Gayo biasanya membujur dari timur ke barat dan letak tangga yang menuju pintu masukbiasanya dari arah timur atau utara. Rumah yang dianggap normal letaknya dibangun di arah timur sampai barat, disebut bujur dan yang letaknya utara sampai selatan disebut lintang. Jika sama sekali tidak mengikuti arah mata angin, maka rumah seperti ini disebut sirung gunting. Rumah Adat gayo merupakan rumah panggung dengan tinggi tiang antara 2–2,5 meter dengan jumlah tiang 39 batang. Ada yang berbentuk persegi empat dan delapan, terbuat dari kayu, beratap ijuk, dan tidak menggunakan paku serta dapat bertahan selama ratusan tahun. Penggunaan tiang penyangga yang selalu berjumlah ganjil secara filosofi melambangkan nilai keislaman. Rumah adat Gayo memiliki tujuh ruang, dengan satu ruang utama yang dinamakan lepo. Rumah dengan tiga ruang memiliki 16 tiang, sedangkan rumah dengan lima ruang memiliki 24 tiang. Tiang-tiang tersebut berdiri pada pondasi yang terbuat dari batu kali ataupun batu alam dan tiang-tiangnya terbuat dari kayu uyem pinus. • Lompong Sagu, Makanan Khas Kabupaten Aceh Singkil Makanan Khas Gayo Ada beberapa makanan yang biasanya hanya dapat ditemukan di Gayo. Makanan-makanan tersebut memiliki keunikan masing-masing, seperti makanan khas daerah lainnya. Ke indahan alam Takengon Di antaranya Gutel yang merupakan makanan yang terbuat dari tepung beras, kelapa parut dan garam yang dibentuk lonjong. Dua buah gutel yang sudah dibentuk kemudian disatukan dengan menggunakan daun pandan atau daun pisang, kemudian dikukus. Biasanya gutel sering dinikmati di pagi atau sore hari dengan ditemani secangkir kopi arabika maupun robusta khas Gayo. Ada juga makanan bernama lepat. Makanan ini biasanya menjadi sajian khas menjelang bahkan di bulan Ramadan atau menyambut Hari Raya Idul Fitri maupun Idul Adha. Makanan ini, komposisinya terdiri dari tepung ketan yang dicampur dengan gula aren, diisi dengan kelapa parut yang juga dimasak dengan gula terlebih dahulu kemudian dibungkus dengan daun pisang. Berikutnya sajian masakan ikan Masam Jeng. Makanan ini merupakan olahan ikan mujair, depik serta beberapa jenis ikan air tawar yang dimasak dengan kuah kuning dan bercita rasa asam pedas. Masam jeng juga terkadang dicampur dengan beberapa jenis sayuran seperti kentang, labu siam, kacang koro, dan untuk menambah aromanya terkadang ditambah daun gegarang serta buah empan andaliman. Seni dan Budaya Suatu unsur budaya yang tidak pernah lesu di kalangan masyarakat Gayo adalah kesenian karena hampir tidak pernah mengalami kemandekan bahkan cenderung berkembang. Bentuk kesenian Gayo yang terkenal antara lain tari Saman dan seni bertutur yang disebut Didong. Selain untuk hiburan dan rekreasi, bentuk-bentuk kesenian ini mempunyai fungsi ritual, pendidikan, penerangan, sekaligus sebagai sarana untuk mempertahankan keseimbangan dan struktur sosial masyarakat. Di samping itu ada pula bentuk kesenian seperti tari Bines, tari Guel, tari Munalu, Sebuku /Pepongoten seni meratap dalam bentuk prosa, guru didong dan melengkan seni berpidato berdasarkan adat. Dalam seluruh segi kehidupan, orang Gayo memiliki dan membudayakan sejumlah nilai budaya sebagai acuan tingkah laku untuk mencapai ketertiban, disiplin, kesetiakawanan, gotong royong dan rajin mutentu. Pengalaman nilai budaya ini dipacu oleh suatu nilai yang disebut bersikemelen, yaitu persaingan yang mewujudkan suatu nilai dasar mengenai harga diri mukemel. Nilai-nilai ini diwujudkan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti dalam bidang ekonomi, kesenian, kekerabatan, dan pendidikan. Sumber dari nilai-nilai tersebut adalah agama Islam serta adat setempat yang dianut oleh seluruh masyarakat Gayo. Menjemur kopi Bahasa Bahasa Gayo adalah bahasa yang dipakai sebagai alat berinteraksi sehari-hari oleh suku Gayo. Bahasa Gayo ini mempunyai keterkaitan dengan Bahasa Suku Karo di Sumatra Utara. Bahasa ini termasuk kelompok bahasa yang disebut 'Northwest Sumatra-Barrier Islands' dari rumpun Bahasa Austronesia. Bahasa Gayo yang ada di Lokop, sedikit berbeda dengan Bahasa Gayo yang ada di Gayo Kalul, Gayo Lut, Linge, dan Gayo Lues'> Gayo Lues. Hal tersebut disebabkan pengaruh Bahasa Aceh yang lebih dominan di Aceh Timur. Begitu juga halnya dengan Gayo Kalul, di Aceh Tamiang, sedikit banyak terdapat pengaruh Melayu karena lebih dekat ke Sumatra Utara. Kemudian, Gayo Lues'> Gayo Lues lebih dipengaruhi oleh Bahasa Alas dan Bahasa Karo karena interaksi yang lebih banyak dengan kedua suku tersebut lebih-lebih komunitas Gayo yang ada di Kabupaten Aceh Tenggara. Dialek pada Suku Gayo, menurut Melalatoa, dialek Gayo Lut terdiri dari subdialek Gayo Lut dan Deret, sedangkan Bukit dan Cik merupakan sub-subdialek. Demikian pula dengan dialek Gayo Lues'> Gayo Lues terdiri dari subdialek Gayo Lues'> Gayo Lues dan Serbejadi. Subdialek Serbejadi sendiri meliputi sub-subdialek Serbejadi dan Lukup. Sementara Baihaqi Ak., dkk menyebut jumlah dialek Bahasa Gayo sesuai dengan persebaran Suku Gayo tadi Gayo Lut, Deret, Gayo Lues, Lokop/Serbejadi dan Kalul. Namun demikian, dialek gayo Lues, Gayo Lut, Gayo Lukup/Serbejadi dan Gayo Deret dapat dikatakan sama atau amat berdekatan. Di Gayo Lut sendiri terdapat dua dialek yang dinamakan dialek Bukit dan Cik. Dalam Bahasa Gayo, memanggil seseorang dengan panggilan yang berbeda menunjukan tata krama, sopan santun, dan rasa hormat. Seperti pemakaian ko dan kam yang keduanya berarti kamu atau anda. Panggilan ko biasa digunakan orang tua atau lebih tua kepada yang muda. Sementara itu kata kam lebih sopan dibandingkan dengan ko. Bahasa Gayo Lut dinilai lebih sopan dan halus dibandingkan dengan Bahasa Gayo lainnya.SerambiWIKI/Mahyadi/Hendri Daftar isiMakna Suku GayoSejarah Perkembangan Suku GayoCiri Khas Suku GayoPakaian Adat Suju GayoAgama yang dianut Suku GayoRumah Adat Suku GayoBahasa yang digunakan Suku GayoKebudayaan Suku GayoKesenian Suku GayoIndonesia merupakan negara yang begitu luas baik daratan maupun lautnya. Tidak hanya itu, di Indonesia juga ada banyak keanekaragaman mulai dari suku, budaya, kesenian, ras, bahasa dan juga materi kali ini kita akan membahas mengenai salah satu suku yang ada di Indonesia. Suku ini terdapat di daerah Aceh yaitu suku Gayo. Mungkin suku ini tidak terdengar asing di telinga Suku GayoSuku Gayo merupakan salah satu suku yang mendiami daerah dataran tinggi Gayo yang terdapat di Aceh. Tidak hanya mendiami dataran tinggi Gayo saja, melainkan suku Gayo juga mendiami sebagian wilayah di Aceh Tenggara, Aceh Timur dan Aceh dari masyarakat suku Gayo kurang lebih ada jiwa. Pada umumnya, mayoritas masyarakat suku Gayo terdapat di kabupaten Aceh Tengah, Gayo Lues dan Bener sendiri berasal dari bahasa Malaysia yang memiliki arti indah. Kata ini hanya dapat diucapkan pada upacara tertentu saja. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa Gayo berasal ari kata garib dan masih banyak Perkembangan Suku GayoMenurut kesimpulan para ahli leluhur dari suku Gayo berasal dari Asia yaitu Tionghoa bagian selatan. Suku Gayo merupakan pecahan dari bangsa Melayu dan bermigrasi ke Indonesia pada 2000 leluhur suku Gayo masuk ke Indonesia melalui Semenanjung Melayu, lalu masuk ke Sumatera. Mereka tiba di Tanah Gayo melalui dua jalur, yaitu melalui muara sungai peusangan dan jalur sungai Jambu pada periode berikutnya berdatangan para pendatang ke Tanah Gayo dan menetap juga yang mengatakan bahwa dulu ada sebuah rombongan pengungsi yang berasal dari Kerajaan Majapahit yang kemudian menetap di sekitar wilayah juga yang mengatakan bahwa pada era tahun 1900-an dibuka lahan perkebunan di dataran tinggi Tanah Gayo oleh Belanda. Karena Belanda kekurangan pekerja maka Belanda mendatangkan para pekerja yang berasal dari luar Gayo, yaitu dari Pulau suku Gayo memilii warna kulit yang cenderung tubuh yang tidak terlalu suku Gayo asli memiliki rambut yang suku Gayo terdiri dari 3 kelompok yaitu masyarakat Gayo Lues, Gayo Laut dan Gayo dari ketiga kelompok suku Gayo diatas terdapat pada dialek bahasanya. Cara penuturan dan intonasi bicaranya memiliki perbedaan satu dengan yang Adat Suju GayoPakaian Adat suku Gayo pada jaman dahuluPakaian adat suku Gayo pada jaman dahulu terdiri dari dua bagian, yaitu Aman Mayok yang digunakan untuk pria dan Ineun Mayok yang digunakan kaum Adat untuk Pria Aman MayokPakaian adat ini memiliki aksen Bulang Pengkah, yang digunakan untuk tempat menancapkan sunting. Menggunakan atasan baju putih, celana, kain sarung, genit rante, ponok, tanggang, gelang dan juga cincin. Selain hal hal diatas, pria menggunakan sanggul sempol gampang yang digunakan pada saat akad nikah. Dan sempol gampang kenang digunakan sepuluh hari setelah akad Adat Gayo Wanita Ineun MayakPakaian adat Gayo untuk kaum wanita dikenal dengan nama Ineun Mayak. Perlengkapannya seperti baju, sarung pawak dan ikat pinggang ketawak. Aksesorisnya berupa sanggul sempol gampang, cemara, anting-anting, mahkota, lelayang, subang ilang dan juga ilung-ilung. Selain itu, pada bagian leher dihiasi dengan kalung tanggal yang terbuat dari perak. Bagian lengan sampai dengan ujung jari menggunakan gelang dan cincin. Pada jaman dahulu, pakaian adat suku Gayo baik pria maupun wanita dibuat menggunakan kayu nanti yang dipadu dengan bahan lainnya yaitu adat suku Gayo pada jaman modernPakaian adat suku Gayo ada dua diantaranyaPakaian adat Aceh Linto BaroPakaian adat Aceh Linto Baro yaitu pakaian pengantin yang digunakan untuk sang pria pada jaman modern Adat Suku Gayo untuk wanita Daro BaroAgama yang dianut Suku GayoPada umumnya, mayoritas masyarakat Aceh termasuk suku Gayo memeluk agama Islam. Masyarakat suku Gayo jga dikenal taat pada agama yang dianutnya, yaitu agama Adat Suku GayoRumah adat masyarakat suku Gayo dikenal dengan nama Umah Pitu Ruang yang memiliki arti rumah tujuh ruang. Rumah adat ini memiliki bentuk panggung yang berdiri diatas tiang. Rumah adat suku Gayo terbuat dari kayu adat ini memiliki bentuk persegi panjang dan ditempati oleh beberapa keluarga. Rumah adat ini letaknya dibangun di arah timur hingga barat yang disebut bujur. Sedangkan yang letaknya utara sampai selatan disebut adat suku Gayo juga menggunakan tiang penyangga yang selalu berjumlah ganjil, yang memiliki arti sebagai nilai keislaman. Rumah adat Gayo memiliki tujuh ruang dan satu ruangnya bernama lepo, ruang yang digunakan Suku GayoBahasa yang digunakan masyarakat suku Gayo dalam kehidupan sehari-harinya yaitu bahasa Gayo. Sebenarnya, bahasa Gayo ada keterkaitannya dengan bahasa Karo yang terdapat di Provinsi Sumatera pengaruh dari luar, bahasa Gayo yang digunakan untuk setiap daerahnya bisa berbeda satu dengan lainnya. Hal tersebut karena bahasa Aceh yang lebih dominan di Aceh itu bahasa Gayo juga dipengaruhi oleh bahasa Karo dan bahasa Alas, karena masyarakat suku Gayo sering berinteraksi dengan kedua suku tersebut. Namun, dengan dialek yang bervariasi ini tidak menghambat komunikasi dari masyarakat suku Gayo terkenal dengan masyarakat yang mudah menyesuaikan diri dengan beragam Suku GayoSistem kekerabatanGaris keturunan yang dianut oleh masyarakat suku Gayo yaitu sistem patrilineal. Pasangan pengantin yang telah menikah bisa menentukan ingin tinggal dimana, dikeluarga istri atau kekerabatan yang paling kecil di suku Gayo yaitu dikenal dengan nama sara ine atau bisa disebut dengan keluarga inti. Pada jaman dahulu, para keluarga inti tinggal bersama di dalam satu pada masa modern seperti sekarang ini sudah banyak kelaurga inti yang mendiami rumahnya sendiri-sendiri, tidak lagi seperti pencaharianPada jaman dahulu, masyarakat suku Gayo bermata pencaharian sebagai petani di sawah dan juga peternak. Namun pada masa sekarang, penghasilan utama dari masyarakat suku Gayo dengan mengembangkan komoditi kopi arabika itu, masyarakatnya ada yang menjadi nelayan yaitu menangkap ikan. Ada juga yang mengembangkan kerajinan pembuatan keramik, menganyam dan juga Suku GayoTari saman ini merupakan tarian khas dari masyarakat suku Gayo. Tarian ini biasanya ditampilkan untuk merayakan peristiwa penting dalam adat. Syair yang terdapat dalam tarian Saman ini menggunakan bahasa saman juga digunakan pada saat memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. biasanya tari saman tidak ditampilkan menggunakan iringan musik, melainkan menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan serta kombinasi memukul dada dan pangkal jaman dahulu, tarian ini dipertunjukkan dalam upacara adat tertentu. Namun, pada jaman sekarang tarian ini dipertunjukkan untuk acara seperti kunjungan tamu antar kabupaten bahkan negara dan juga acara festival.

ciri khas unik dari sulaman gayo